Selasa, 03 April 2012

Rangkuman: BAB 4 PENDAPATAN NASIOAL, PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI

Prestasi ekonomi suatu bangsa atau negara dapat dinilai dengan berbagai ukuran agregat. Prestasi tersebut diukur melalui sebuah besaran dengan istilah Pendapatan Nasional. Pendapatan nasional bukan hanya untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu, tapi juga membandingkannya dengan negara lain. Pendapatan nasional dapat pula diperoleh ukuran turunan (derived measures) seperti pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per-kapita.
4.1 Konsep-Konsep Pendapatan Nasional Indonesia
Dalam arti sempit, pendapatan nasional adalah terjemahan langsung dari national income. Dalam arti luas, pendapatan nasional merujuk ke Produk Domestik Bruto(PDB), Produk Nasional Bruto(PNB), Produk Nasional Neto(PNN) atau Pendapatan Nasional(PN). Keempat konsep pendapatan nasional ini (PDB, PNB, PNN, dan PN) berbeda satu sama lainnya.
4.1.1 Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Di Indonesia, data mengenai pendapatan nasional dikumpulkan dan dihitung serta disajikan oleh Biro Pusat Statistik. Penghitungan pendapatan nasional Indonesia dimulai dengan Produk Domestik Bruto. PDB dapat dihitung/diukur dengan tiga macam pendekatan:
Pendekatan Produksi
Pendekatan Pendapatan
Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai barang atau jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Unit-unit produksi secara garis besar dipilih menjadi 11 sektor atau lapangan usaha yaitu:
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri pegolahan
Listrik, gas dan air minum
Bangunan
Perdagangan
Pengangkutan dan komunikasi
Bank dan lembaga keuangan
Sewa rumah
Pemerintahan
Jasa-jasa
Menurut pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Balas jasa produksi meliputi:
Upah dan gaji
Sewa tanah
Bunga modal
Keuntungan
Menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir. Yang meliputi:
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
Pembentukan modal tetap domestik bruto
Pengeluaran konsumsi pemerintah
Ekspor neto dalam jangka waktu setahun
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah produk domestik bruto ditambah pendapatan neto atas faktor luar negeri. Pajak tak langsung neto ialah jumlah seluruh pajak tak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi jumlah seluruh subsidi yang diberikan pemerintah. Apabila produk nasional neto (PNN) atasdasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung neto, maka diperoleh angka produk nasional neto atas dasar biaya faktor produksi. PNN atas dasar biaya faktor produksi inilah yang disebut dengan Pendapatan Nasional (national income).
4.1.2 Metode Penghitungan Pertumbuhan Riil
PDB, PNB, PNN, dan PN disebut agregat ekonomi, maksudnya angka besaran total yang menunjukkan prestasi ekonomi suatu negara atau negeri. Ada tiga metode untuk mengubah angka menurut harga berlaku menjadi angka menurut harga konstan yaitu:
Metode revaluasi → dengan cara menilai produksi masing-masing tahun dengan menggunakan harga tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar.
Metode ekstrapolasi → dengan cara memperbarui nilai tahun dasar sesuai dengan indeks produksi atau tingkat pertumbuhan riil dari tahun sebelumnya.
Metode deflasi → dengan cara membagi nilai masing-masing tahun dengan harga relatif yang sesuai ( indeks harga x 1/(100 ) )
Metode Penghitungan Nilai Tambah
Nilai tambah adalah selisih antara nilai akhir suatu produk dengan nilai bahan bakunya. Nilai tambah dapat dihitung menurut harga konstan dihitung terpisah dari masukan menurut harga konstan. Untuk menghitung nilai tambah menurut harga konstan terdapat empat macam cara yaitu:
Metode deflasi ganda → dilakukan jika keluaran menurut harga konstan dihitung terpisah dari masukan menurut harga konstan.
Metode ekstrapolasi langsung → dilakukan dengan menggunakan perkiraan dari perhitungan keluaran menurut harga konstan atau langsung menggunakan indeks produksi yang sesuai.
Metode deflasi langsung → dilakukan dengan menggunakan indeks harga implisit dari keluaran atau secara langsung menggunakan indeks harga produksi yang sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah menurut harga yang berlaku.
Metode deflasi komponen pendapatan → dilakukan dengan cara mendeflasikan komponen nilai tambah tersebut, yakni pendapatan tenaga kerja, modal dan manajemen.
Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur ekonomi dapat dilihat berdasarkan empat macam sudut tinjauan yaitu:
Tinjauan makro-sektoral → perekonomian dapat berstruktur misalnya agraris, industrial atau niaga tergantung pada sektor produksi perekonomian yang bersangkutan.
Tinjauan keruangan → perekonomian dinyatakan berstruktur kedesaan/tradisional dan berstruktur kekotaan/modern.
Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan → perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis.
Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan → pada sudut tinjauan ini dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang sentralistisdan desentralistis.
Oleh karenanya tidkalah mengherankan jika kini perekonomian kita dilihat dengan kacamata politik, cenderung berstruktur borjuis. Struktur ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini sesungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Kita sedang beralih dari struktur yang agraris ke industrial, dari struktur yang etis ke borjuis, dari struktur kedesaan/tradisional kekotaan/modern, sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai desentralisasi.
4.3 Konsep-Konsep Pendapatan Ditinjau Kembali
Sejak beberapa tahun terakhir, konsep pendapatan nasional gencar digugat. Konsep konvensional dianggap kurang memadai untuk konteks sekarang. Konsep pendapatan nasional yang diterapkan dianggap belum memasukkan faktor biaya kerusakan lingkungan di dalam penghitungannya. Apabila pendapatan nasional yang dimaksud dihitung dengan konsep Gross Domestic Product (GDP) dan biaya lingkungan dilambangkan dengan EC (Environmental Cost), maka secara sederhana GDP dirumuskan sebagai:
Modified GDP = Conventional GDP – Environmental Cost
alias
GDPmod = GDP – EC
Biaya kerusakan lingkungan (EC) meliputi nilai ekonomi yang hilang akibat berkurangnya tingkat kesuburan tanah , keruhnya air sungai sehingga penggunaannya menjadi terbatas, penipisan cadangan sumberdaya alam, dan ongkos pemulihan kesehatan yang terpaksa dikeluarkan masyarakat karena pencemaran lingkungan. Tinjauan ulang konsepsional bukan hanya terhadap pendapatan nasional secara agregat. Tetapi juga terhadap konsep pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita dianggap kurang memadai untuk perbandingan internasional. Penyeragaman satuannya ke dalam dollar Amerika Serikat (US$), dengan argumentasi agar dapat diperbandingkan secara metodologi kini disadari potensial menyesatkan. Sebagai alternatifnya, maka diajukan konsep baru bernama purchasing power parity(PPP). Perbedaan hakiki antara konsep nilai PPP dengan konsep pendapatan per kapita terletak pada metode penyeragaman satuan mata uangnya. Dalam menghitung pendapatan per kapita yang dinominasikan dalam satuan US$, pendapatan per kapita masing-masing negara langsung dikonversikan berdasarkan kurs mata uang negara yang bersangkutan terhadap dollar Amerika Serikat. Nilai PPP yang dinyatakan dalam satuan dollar internasional (I$), dapat dikonversikan lebih lanjut ke dalam satuan US$ dengan memperhitungkan indeks PPP-nya terhadap US$.

1 komentar: